Beberapa Pendekatan Studi Islam

Pendekatan merupakan terjemahan dari kata approach yang berarti cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. Pendekatan juga berarti cara pandang terhadap sesuatu objek persoalan, dimana cara pandang tersebut dalam konteks yang lebih luas. Lawson dalam konteks belajar, mendefinisikan pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan keefisienan dalam proses pembelajaran materi tertentu.

Dalam proses pembelajaran terdapat dua komponen utama yang masing-masing memiliki karakteristik dan fungsinya yang perlu dipahami secara lebih terinci, yakni komponen pendidik dengan fungsi mengajar dan komponen peserta didik dengan fungsi belajar. Dengan demikian dapat dirumuskan terjadi interaksi diantara keduanya, yang dapat menentukan upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah carra pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma realitas agama yang diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya.

A. PENDEKATAN NORMATIF

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Normatif berarti berpegang teguh pada norma. Di dalam Al Qur’an Surat Adz-Dzariyat: 56 Allah SWT berfirman, “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.
Islam memandang bahwa manusia diciptakan Tuhan dilengkapi dengan kemampuan untuk mematuhi tata tertib kehidupan sebagai satu keseluruhan baik materiil maupun spiritual. Jika seseorang mengonsentrasikan pada sisi hidupnya, ia masih tetap berhubungan dengan pekerjaan untuk makanannya, untuk kepentingan masyarakat, dan anggota keluarganya.

Kehadiran agama Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Terdapat kajian dan petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia menyikapi hidup agar lebih bermakna. Menghargai akal pikiran manusia melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengutamakan waktu, persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya.

Kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan yang jauh dari cita-cita ideal. Ibadah yang dilakukan umat Islam seperti salat, puasa, dan zakat dilakukan hanya sebatas membayar kewajiban saja. Buah dari ibadah tersebut tampak dalam kehidupan beragama di kalangan masyarakat sering terjadi kesalahpahaman dalam menghayati pesan simbol dari keagamaan. Akibatnya agama lebih dihayati sebagai pengalaman individu dan bukan sebagai keberkahan sosial. Sebagai agama wahyu yang terakhir,

Islam telah meniti sejarah cukup panjang selama 14 abad sejak masa Nabi Muhammad SAW sampai sekarang. Islam membawa misi penting, yaitu mengesahkan Tuhan sebagai zat yang wajib disembah. Kemudian Islam mencurahkan perhatiannya untuk mempersatukan bermacam bangsa dan umat manusia dalam satu bingkai. Tidak dapat disangkal bahwa Islam turut membentuk dan mewarnai corak kehidupan masyarakatIndonesia. Keberhasilan Islam dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia menjadikan sebagai agama untuk bangsa. Jika dilihat dari proses penyebaran Islam di Indonesia, disebabkan karena factor-faktor khusus yang dimiliki Islam itu sendiri.

Charles J Adams dalam bukunya The Study Of The Middle East , menyampaikan bahwa Pendekatan Normatif dibagi menjadi tiga bagian:

1.Pendekatan Misionaris Tradisional
Pendekatan ini dimulai pada abad ke sembilan belas, pada waktu itu bersamaan dengan kegiataa misionaris Kristen yang dilakukan oleh Geraja dan Serte tertentu. Pengkajian Islam oleh misionaris Kristen tidak hanya dimaksudkan untuk tujuan akademis selain itu juga untuk kepentingan agama Kristen dengan tujuan untuk merubah agama orang Islam menjadi Kristen.

2.Pendekatan Apalogetik
Apalogetik dapat dipahami sebagai respon mentalitas muslim terhadap situasi orang Islam di jaman modern. Apalogetik telah menjadi salah satu alat utama oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya untuk jaminan kembali dan menegaskan kemampuan Islam untuk melaksanakan Islam ke dalam era baru yang cerah. Pendekatan Apalogetik ini muncul sekitar abad ke dua puluh. Sebagaimana dikatakan di atas, pendekatan Apalogetik ini sebagai respon terhadap mentalitas muslim di abad modern dan untuk membentengi diri dari gempuran ide-ide barat. Pendekatan ini berkaitan masalah rasionalitas. Pendekatan ini berusaha membangkitkan kejayaan maya lalu.

3.Pendekatan Irenik
Pendekatan ini muncul sejak perang dunia 2. Tujuannya adalah mengajak dialog antara Islam dan Kristen. Di samping itu pendekatan ini telah berhasil mengatasi sikap orang barat yang curiga, antagonistik dan menuduh, khususnya Kristen Barat terhadap tradisi Islam. Yang berjasa dalam hal ini adalah Cragg, ia berusaha menampakkan nilai-nilai yang baik dalam Islam dan membuka mata orang Kristen, ia menyatakan bahwa Islam dan Kristen memiliki kesamaan. W.C. Smith juga menggunakan pendekatan ini, la menganjurkan untuk mencoba memahami kepercayaan orang lain dan bukan untuk menganti kepercayaan itu.

B. PENDEKATAN ANTROPOLOGIS 

 Antropologi adalah ilmu yang mengkaji masalah manusia dan budayanya. Ilmu antropologi ini bertujuan untuk memperoleh suatu pemahaman totalitas manusia sebagai makhluk hidup, baik di masa lampau maupun di masa sekarang. Sesungguhnya antropologi merupakan ilmu yang penting untuk mempelajari agama dan interaksi sosialnya dengan berbagai budaya.

 Pendekatan antropologis sangat penting untuk memahami agama Islam, karena konsep manusia sebagai ’khalifah’ (wakil Tuhan) di bumi, misalnya, merupakan simbol akan pentingnya posisi manusia dalam Islam. Antropologi itu tidak lebih dari suatu usaha untuk memahami keseluruhan pengamalan sosialnya. Maka hasil maksimum yang diperoleh dari antropologi adalah fenomena-fenomena yang menunjukkan adanya Tuhan. Sebelumnya dibicarakan teori-teori tentang agama primitif yang pernah dikaji oleh antropologi, sebelumnya dikemukakan sifat-sifat dan cirri-ciri primitive yang terdapat dalam suatu masyarakat. Sifat-sifat ini juga berarti bagaimana mereka memandang Tuhan, alam, dan dirinya. Metode antropologi pada umumnya adalah objek sekelompok manusia sederhaana dalam kebudayaan hidupnya, artinya meliputi seluruh aspek budaya.

Lebih konkretnya objek studi antropologi berdasarkan tulisan dan laporan perjalanan ahli antropologi. Biasanya membagi gejala keagamaan orang primitif ini menjadi ajaran, praktek upacara, serta organisasi keagamaan. Pendekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahami agama dengan melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan antropologi dapat dilihat bahwa agama ternyata berkorelasi dengan kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat.

Aliran-aliran dalam antropologi agama, diantaranya

1.Aliran Fungsional
Tokoh aliran fungsional adalah Brosnilaw Kacper Malinowski (1884-1942). Malinowski berkeyakinan bahwa manusia primitif mempunyai akal yang rasional walaupun sepintas lalu mungkin segi-segi kebudayaan mereka kelihatannya tidak rasional. Baginya tujuan dari penelitiannya yakni meraba titik pandang pemikiran masyarakat sederhana dan hubungannya dengan kehidupan, serta menyatakan pandangan mereka tentang dunia.

2.Aliran Historis
Tokoh aliran antropologi histori ini adalah E.E. Evans Pritchard (1902-1973). E.E.Evans Pritchard berpendapat bahwa masyarakat primitive sebenarnya juga berpikir rasional seperti halnya manusia modern. Dalam karyanya tentang suku Nuer, ia menganalisis arti konsep-konsep kunci yang terdapat dalam suku Nuer seperti Kowth yang berarti semacam hantu, berusaha menemukan motif-motif tradisi lisan mereka, serta berusaha memahami simbol-simbol dan ritus-ritus mereka. Disamping itu, ia berusaha menemukan wujud konkret agama itu. Ia ingin menemukan apa yang dinamakan agama itu, yang kenyataannya bersangkutan dengan segala yang berada di sekeliling manusia, baik secara pribadi maupun secara sosial.

3.Aliran Struktural
Tokoh pendekatan antropologi structural adalah Claude Levi Strauss (1908-1975). Obyek favoritnya adalah keluarga masyarakat sederhana, bahasa dan mite. Bahasa dan mite. Bahasa dan mite menggambarkan kaitan antara alam dengan budaya. Dalam hubungan antara alam dan budaya itulah dapat ditemukan hukum-hukum pemikiran masyarakat yang diteliti. Baginya alam mempunyai arti lain dalam pengertian biasa. Alam diartikan segala sesuatu yang diwarisi manusia oleh manusia dari manusia sebelumnyasecara biologis, artinya tidak diusahakan dan tidak diajarkan serta dipelajari. Sedangkan budaya adalah segala sesuatu yang diwarisi secara tradisi sehingga akan berisikan semua adat istiadat, keterampilan serta pengetahuan manusia primitif.

C. PENDEKATAN SOSIOLOGIS

 Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan, ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat atau sifatnya masyarakat. Menurut kamus sosiologi, sosiologi berarti ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, perubahan-perubahan sosial dan berbagai masalah sosial. Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan, serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Selanjutnya sosiologi digunakan sebagai pendekatan studi Islam, hal tersebut dapat dimengerti karena banyak bidang kajian agama yang dipahami secara professional.

Dalam Islam dapat dijumpai peristiwa Nabi Yusuf, dahulu budak akhirnya menjadi pengusaha di Mesir. Peristiwa tersebut dapat dijawab dan sekaligus dapat ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu sosial.

Melalui pendekatan sosiologi agama dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Para sosiolog yang menggunakan pendekatan sosiologi, berpendapat bahwa dalam kehidupan masyarakat primitive dijumpai adanya semacam norma yang mengatur kehidupan manusia. Agama telah dicirikan sebagai pemersatu aspirasi manusia, sebagai sejumlah besar moralitas, sumber tatanan masyarakat, dan perdamaian bagi individu sebagai sesuatu yang memuliakan dan membela manusia yang beradab. Agama juga memperlihatkan kecenderungan yang sangat revolusioner seperti peristiwa pemberontakan pada abad ke-16 di Jerman.



SUMBER
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Kalam Mulia, 2010
 Abullah, Yatimin, Studi Islam Kontemporer, AMZAH, 2006
 Miftah, “Berbagai Cara Pendekatan Studi Islam”, www.miftah19.wordpress.com, 2010
 Ahmad, Sadari, “Teori Dasar Pendekatan dalam Pengkajian Islam”, www.pasca-uinsuka.blogspot.com, 2008

Budaya Organisasi

A.Pengertian Budaya Organisasi

Keith Davis dan John W.Newstrom (1989: 60) mengemukakan bahwa “Organizational culture is the set of assumtions, beliefs,values, and norms that is shared among its members”. Lebih lanjut John R.Schermerhorn dan James G.Hunt (1991: 340) mengemukakan bahwa “Organizational culture is the system of shared beliefs and values that developes within an organization and guides the behavior of its members”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

B.Landasan Penerapan Budaya Organisasi

Pelaksanaan perusahaan di Indonesia sangat memprihatinkan karena masih banyak pemimpin yang melupakan moral. Mereka lupa bahwa bekerja adalah ibadah dan tanggung jawabnya tidak hanya di dunia saja, tetapi juga di akhirat nanti. Tepatlah apa yang dikemukakan oleh Herman Soewardi (1995: 128) bahwa “Manusia yang melupakan Tuhannya akan menjadimanusia pelayan hawa nafsunya, sesedangkan menurut islam, hawa nafsu manusia harus dikendalikan”. Sebagaimana Hadist Nabi Muhammad SAW bahwa “orang dilarang berlebih-lebihan”. Begitu pula dalam Al-Qur’an (At-Taubah : 41 dan 111) dikemukakan bahwa “Fungsi harta hanya sebagai alat saja dalam beribadah atau bekal untuk beribadah”. Berdasarkan pendapat dari Herman Soewardi dan ajaran Al Qur’an maupun Al Hadist tersebut, jelas bahwa budaya organisasi berlandaskan pada moral.

C.Tujuan Penerapan Budaya Organisasi

Tujuan penerapan budaya organisasi adalah agar seluruh individu dalam perusahaan atau organisasi mematuhi dan berpedoman pada sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan atau organisasi tersebut.

D.Budaya Organisasi Sebagai Input

Berdasarkan pendapat Taliziduhu Ndraha, budaya organisasi sebagai input terdiri dari :
1.Pendiri Organisasi
Pendiri Organisasi sangat mewarnai budaya organisasi, yaitu bagaimana visi mereka terhadap organisasi yang telah didirikan sangat berpengaruh pada iklim organisasi perusahaan. Pada pendiri organisasi yang memiliki visi dan aksi sangat penting dalam memantapkan budaya organisasi yang konsisten dan sesuai dengan kondisi lingkungan internal. Hal ini sejalan dengan pendapat Andy Kirana (1997: 570) yang menyatakan sebagai berikut. “Tidak ada visi, manusia lenyap. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu menyumbangkan wawasan yang jauh ke depan untuk mengantarkan perusahaannya kepada tahap-tahap kemajuan sesuai perubahan zaman dan dinamika lingkungannya”. Begitupula Hammel dan Prahaland (1994: 17) mengemukakan bahwa “menetapkan visi saja sebenarnya tidak cukup, karena visi merupakan suatu hal abstrak. Oleh karena itu, perlu melakukannya (aksinya)”. Berdasarkan pendapat para ahli, pendiri organisasi atau perusahaan perlu merumuskan dan memiliki visi yang jelas terhadap organisasi atau perusahaan yang didirikan mereka.

 2.Pemilik Organisasi
Pemilik organisasi harus mampu mematuhi system nilai dan norma-norma yang berlaku dalam organisasi. Konsistensi dalam mematuhi system nilai dan norma-norma yang berlaku tersebut akan menjadikan organisasi memiliki system nilai (budaya organisasi yang kuat). Pelaksanaan operasional kegiatan usaha, pimpinan mengangkat karyawan (manajer dan staf) dan mereka bertanggung jawab kepada pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu, seluruh individu dalam organisasi berkewajiban mematuhi seperangkat system nilai dan norma-norma yang erlaku di dalam organisasi, serta system nilai tersebut dijadikan pedoman dalam bertingkah lau di organisasi.

3.Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia organisasi terdiri dari 2 (dua) sumber yaitu internal organisasi dan eksternal organisasi. Sumber daya manusia internal organisasi adalah pimpinan, manajer, dan karyawan. Sedangkan sumber daya eksternal organisasi adalah orang-orang diluar organisasi yang bersangkutan yang ikut andil dalam pembinaan dan pengembangan. Mereka adalah konsultan perusahaan.

 4.Pihak yang Berkepentingan
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi, selain pimpinan, manajer, karyawan adalah pihak pemerintah, bank-bank dan mitra usaha.

5.Masyarakat
 Masyarakat sebagai pelanggan (konsumen) merupakan sumber nilai yang dapat menyumbangkan budaya sebagai input melalui berbagai media massa dengan menggunakan teknologi informasi. Hubungan timbale balik antara organisasi dengan masyarakat dapat memberikan kontribusi yang positif baik bagi kepentingan masyarakat maupun organisasi yang bersangkutan.



***Maaf lupa sumbernya, artikel ini tersimpan di file dokumen komputer, Semoga bermanfaat***

Pemikiran Kalam Khawarij dalam ilmu Kalam

 Pemikiran Kalam Khawarij 1. Pengertian dan Penisbatannya A l-Khawarij adalah bentuk jama' dari khariji (yang keluar). Nama khawarij d...